EJAAN KATA DALAM ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA
KESALAHAN BERBAHASA
DISUSUN OLEH :
IRWAN FADLI
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
YAYASAN
PERGURUAN ISLAM MAROS (YAPIM)
TAHUN
AKADEMIK 2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
bertemakan “ejaan kata” dan tidak lupa pula kita kirimkan
salam dan taslim kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari alam yang gelap ke alam yang terang.
Adapun
makalah ini penulis
buat dengan pemikiran agar makalah ini dapat bermanfaat baik bagi dosen maupun mahasiswa yang membacanya. Penulis sadari bahwa masih banyak
kekurangan – kekurangan yang belum kami ketahui tentang pembuatan makalah, maka
dari itu bagi si pembaca kami sangat harapkan masukan – masukan dalam
pembuatan makalah ini agar kami dapat menyempurnakan makalah yang akan kami buat selanjutnya.
Akhirnya,
kepada Allah SWT jugalah kita kembalikan semuanya semoga apa yang kami kerjakan
dapat bernilai ibadah disisi-Nya. Amin.
DAFTAR ISI
SAMPUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang Masalah....................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................. 1
C.
Tujuan
Penulisan.......................................................................... ......... 1
D.
Manfaat Penulisan........................................................................ ......... 2
BAB II Pembahasan.................................................................................... 3
A.
Menjelaskan Pengertian Ejaan............................................................. 3
B.
Menjelaskan
Pemakaian
Huruf.................................................. ......... 5
C.
Menjelaskan Penulisan Kata....................................................... ......... 10
BAB III Penutup.......................................................................................... 15
A.
Simpulan................................................................................................. 15
B. Saran....................................................................................................... 15
Daftar Pustaka .............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat yang paling utama untuk
berkomunikasi antar manusia. Dengan kata lain, manusia akan sangat tergantung
sekali pada suatu bahasa dan mengingat juga bahwa manusia adalah makhluk
sosial, makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam hal ini tentulah
antar manusia akan terjadi suatu interaksi (komunikasi) untuk berbagai tujuan.
Bahasa yang digunakan oleh manusia
bukanlah bahasa yang statis, tetapi bahasa yang selalu berkembang sesuai
kebutuhan manusia sebagai penggunanya. Berbagai fenomena yang muncul di dalam
kehidupan praktis akan berpengaruh besar terhadap suatu bahasa. Sering kali
kaidah-kaidah bahasa yang disepakati mengalami stagnasi menghadapi fenomena
penggunaan bahasa pada tataran praktis. Sehingga dalam penggunaan behasa
tersebut haruslah memperhatikan ejaan bahasa.
I.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, rumusan
masalah yang hendak di capai yaitu :
1. Menjelaskan
pengertian ejaan?
2. Menjelaskan
pemakaian huruf?
3. Menjelaskan
penulisan kata?
I.3 Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, tujuan
penulisan yang hendak di capai :
1. Dapat
mengetahui pengertian ejaan.
2. Dapat
memahami pemakaian huruf dengan baik dan benar.
3. Dapat
memahami penulisan kata dengan baik.
I.4 Manfaat Penulisan
1.
Sebagai
bahan referensi untuk pengkajian dan penulisan karya ilmiah yang sejalan dengan
pembahasan isi makalah ini.
2.
Dengan
ditulisnya makalah ini, kita dapat memahami tentang pengertian ejaan suatu
bahasa dan mengetahui bentuk pemakaian serta penulisan kata dengan baik dan
benar.
BAB II
PEMBAHASAN
II.I Ejaan
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangakan bunyi ujara dan bagaimana antar hubungan
antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).
Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan
kata, dan pemakaian tanda baca. Pada tahun 1901 ditetapkan bahasa melayu dengan
hurup Latin, yang disebut Ejaan van OPhuijsen. Hal yang menonjol dalam ejaan
van Ophuijsen adalah sebagai berikut :
a) Huruf j dipakai untuk menulis kata-kata jang, Pajah,
sajang.
b) Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe,
itoe, oemoer.
c) Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema,
dipakai untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
Ejaan
Soewandi
Pada
tanggal 19 maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan van
Ophuijsen. Hal-hal yang perlu diketahui sehubung dengan pergantian ejaan itu
adalah sebagai berikut :
a) Huruf eo diganti dengan u, seperti pada guru, itu,
umur.
b) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k,
seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
c) Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2,
berjalan, kebarat2-an.
d) Awlan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah,
dikebun, disamarkan dengan imbuhan di-pada ditulis, dikarang.
Ejaan Melindo
Pada
akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-syeh Nasir bin
Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan
nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pada tanggal 16 agustus 1972 Presiden
Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan
baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Surat putusan tanggal
12 oktober 1972, No.156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang
lebih luas. Dan surat putusannya No.0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Edisi
revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0543/U/1987, tanggal 9 september 1987. Beberapa hal yang perlu dikemukakan
sehubung dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah sebagai
berikut :
1)
Perubahan huruf
Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan dj djalan,
djauh j jalan, jauh j palung, laju y paying, layu nj njonja, bunji ny nyonya,
bunyi.
2)
Huruf-huruf
dibawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsure
pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya. f maaf, fakir v valuta, universitas
z zeni, lejat.
3)
Huruf-huruf q
dan x yang lajim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai.
a : b = p : q Sinar-X.
4)
Penulisan
di-atau ke sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu
di-atau ke-sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan yang megikutinya.
di- (awalan) di (kata depan) ditulis di kampus dibakar di rumah dilempar di jalan dipikirkan di sini ketua ke kampus kekasih ke luar negeri kehendak ke atas.
di- (awalan) di (kata depan) ditulis di kampus dibakar di rumah dilempar di jalan dipikirkan di sini ketua ke kampus kekasih ke luar negeri kehendak ke atas.
5)
Kata ulang
ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.
anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat. Ejaan ini berbicara tentang (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsure-unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.
anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat. Ejaan ini berbicara tentang (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsure-unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.
II.2 Pemakaian Huruf
1.
Nama-nama huruf
Abjad
yang digunakan dalam ejaan bahasa indonesia terdiri atas huruf-huruf yang
berikut :
Nama tiap-tiap huruf disertakan di sebelahnya.
Nama tiap-tiap huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf
nama huruf nama
A
a a N n en
B
b be – bukan bi O o o
C
c ce – bukan se P p pe
D
d de Q q ki bukan kyu
E
e e R r er
F
f ef S s es
G
g ge bukan ji T t te bukan ti
H
h ha U u u
I
i i V v fe - bukan fi
J
j je W w we
K
k ka X x eks – bukan ek
L
l el Y y ye – bukan ey
M
m em Z z zet
Disamping
itu, dalam bahasa Indonesia terdapat pula diftong, yang bisa dieja au, ai, dan
oi yang dilafalkan sebagai vocal yang diikuti oleh bunyi konsonan luncuran w
atau y. terdapat juga konsonan yang terdiri atas gabungan huruf, seperti kh,
ng, ny, dan sy. Dalam hal-hal khusus terdapat juga gabungan huruf nk, misalnya
dalam bank dan sanksi, sedangkan pemakaian gabungan huruf dl, dh, gh, dz, th,
dan ts, seperti dalam kata hadlir, dharma, maghrib, adzan, bathin, dan hatsil
tidak digunakan dalam bahasa Indonesia.
2.
Lafal singkatan
dan kata
Semua
singkatan atau kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia termasuk singkatan
yang berasal dari bahasa asing harus dilafalkan secara lafal Indonesia.
Singkatan/Kata
Lafal Tidak Baku Lafal Baku
AC
[a se] [a ce]
BBC
[be be se], [bi bi si] [be be ce]
LNG
[el en je] [el en ge]
3.
Persukuan
Persekutuan
ini diperlukan, terutama pada saat kita harus mengenal sebuah kata dalam
tulisan jika terjadi pergantian baris, Apabila memenggal atau menyekutukan
sebuah kata, kita harus membutuhkan tanda hubung (-) di antara suku-suku kata
itu tanpa jarak/spasi. Pada pergantian baris, tanda hubung harus dibubuhkan di
pinggir ujung baris. Jadi, tanda hubung yang dibubuhkan di bawah ujung baris
adalah hal yang keliru. Perlu juga diketahui bahwa suku kata atau imbuhan yang
terdiri atas sebuah huruf tidak dipenggal agar tidak terdapat satu huruf pada
ujung baris atau pada pangkal baris. Di samping itu, perlu pula diketahui bahwa
sebuah persekutuan ditandai oleh sebuah vocal.
a.
Beberapa kaidah
persekutuan yang perlu kita perhatikan dengan cermat adalah sebagai berikut :
Penyukuan
Dua Vokal yang Berurutan di Tengah Kata
Kalau ditengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua vocal itu.
Kalau ditengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua vocal itu.
Misalnya
:
Kata
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
·
Lain la – in la
– in
·
Saat sa – at sa
– at
·
Kait kai – t ka
– it
b.
Penyukuan Dua
Vokal Mengapit Konsonan di Tengah Kata kalu di tengah kata ada konsonan di
antara dua vocal, pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu. Kata
Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·
seret ser – et
se – ret
·
masam mas – am
ma – sam
·
sepatu sep – atu
se – patu
selain
itu, karena ng, ny, sy, dank h melambangkan satu konsonan, gabungan huruf itu
tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kata terdapat sebelum atau
sesudah pasangan huruf itu.
Misalnya
:
Kata
Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·
Langit lan - git
la – ngit
·
Masyarakat mas –
yarakat ma – syarakat
·
Mutakhir mutak –
hir muta – khir
c.
Penyukuan Dua
Konsonan Berurutan di Tengah Kata
kalau di tengah kata ada dua konsonan yang
berurutan, pemisahan tersebut terdapat di antara kedua konsonan itu.
Misalnya
:
Kata
Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·
Maksud ma - ksud
mak – sud
·
Langsung langs –
ung lang – sung
·
Caplok ca – plok
cap – lok
d.
Penyukuan Tiga
Konsonan atau Lebih di Tengah Kata
Kalau
di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, pemisahan tersebut dilakukan di
antaranya konsonan yang pertama (termasuk ng, ny, sy, dan kh).
Misalnya
:
Kata
Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·
Abstrak abs –
trak ab – strak
·
Konstruksi kons
– truksi kon – stuksi
·
Instansi ins –
tansi in – stansi
Akan
tetapi, untuk kat-kata yang bersal dari dua unsur yang masing-masing mempunyai
arti, cara penyukuannya melalui dua tahap. Pertama, kata tersebut dipisahkan
unsur- usnsurnya. Kedua, unsurnya yang telah dipisahkan itu dipenggal suku-suku
katanya.
Misalnya
:
Kilogram
- kilo gram – ki-lo-gram
Telegram
- tele gram – te-le-gram
Biologi
- bio logi – bi-o-lo-gi
e.
Penyukuan Kata Yang
Berimbuhan dan Berpartikel
Imbuhan
(awalan dan akhiran), termasuk yang mengalami perubahan bentuk, dan partikel
yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam penyukuan kata
dipisahkan sebagai kesatuan.
Misalnya
:
Kata
Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·
Santapan santa –
pan santap – an
·
Mengail meng –
ail me – ngail (kt. Dasar kail)
·
Mengakui me –
ngakui meng – akui (kt. Dasar aku)
f.
Penyukuan Nama
Orang
Yang
dibolehkan adalah memisahkan nama orang itu atas unsure nama pertama dan unsur
nama kedua dan seterusnya.
Misalnya
:
Nama
pemisahan yang salah pemisahan yang benar
Yuyun
Nailufar Yuyun Nai-lufar Yuyun Nailufar
Isa
Ansori Isa An-sori Isa Ansori
II.3 Penulisan Kata
Kata
dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan pada kata
turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkai dengan
kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran, awalan
atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan saja.
Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
di didik dididik
di suruh disuruh
di lebur dilebur
a)
kalau gabungan
kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata turunannya itu harus
dituliskan serangkai.
Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Menghancur leburkan menghancurleburkan
Pemberi tahuan pemberitahuan
Mempertanggung jawabkan mempertanggungjawabkan
b)
kata ulang
ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Kata ulang ,tidak hanya
berupa pengulangan kata dasar dan sebagian lagi kata turunan,mungkin pula
pengulanagn kata itu sekaligus mendapat awalan dan akhiran. Kemungkinan yang
lain, salah satu bagiannya adalah bentuk yang dianggap berasal dari kata dasar yang
sama dengan ubahan bunyi. Mungkin pula bagian itu sudah agak jauh berbeda dari
bentuk dasar (bentuk asal). Namun, apabila ditinjau dari maknanya, keseluruhan
itu menyatakan perulangan.
Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
jalan2 jalan-jalan
di-besar2-kan dibesar-besarkan
me-nulis menulis-nulis
c)
Gabungan kata
termasuk yang lazim disebut kata majemuk bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
dayaserap daya serap
tatabahasa tata bahasa
kerjasama kerja sama
gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata
dituliskan serangkai. Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Mana kala manakala
Sekali gus sekaligus
Bila mana bilamana
Selain itu, kalau salah satu unsurnya tidak dapat
berdiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam
kombinasi,unsur itu harus dituliska serangkai dengan unsur lainnya.
Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
a moral amora
antar warga antarwarga
catur tunggal caturtunggal
d)
Kata ganti ku
dan kau – yang ada pertaliannya dengan aku dan engkau – ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya; kata ganti ku, mu, dan nya – yang ada
pertaliannya dengan aku, kamu, dan dia – ditulis serangkai dengan yang
mendahuluinya. Misalnya :
·
Pikiranmu dan
kata-katamu berguna untuk memajukan negeri ini.
·
Kalau mau, boleh
kauambil buku itu.
·
Penemuannya
dalam bidang mikrobiologi sangat mengejutkan dunia ilmu dan tekhnologi.
e)
Kata depan, di,
ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali jika berupa
gabungan kata yangsudah dianggap padu benar, sepeti kepada dan daripada.
Misalnya :
·
Saya pergi
kebeberapa daerah untuk mencarinya, tetapi belum berhasil.
·
Ketika truk
Belanda sudah bergerak ke timur, gerilyawan yang bersembunyi di bawah kaki
bukit lari kea rah Barat.
f)
Partikel pun
dipisahkan dari kata yang mendahuluinya karena pun sudah hamper seperti kata
lepas.
Misalnya :
·
Ia sudah sering
ke desa ini, tetapi sekali pun ia tidak pernah singgah ke rumah saya.
·
Jika saya pergi,
dia pun ingin pergi.
·
Dengan devaluasi
pun ekonomi Indonesia belum tertolong.
Akan tetapi, kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar, ditulis serangkai. Jumlah kata seperti itu terbatas, hanya ada dua belas kata, yaitu adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun (yang berarti walaupun), sungguhpun, dan walaupun.
Misalnya :
Akan tetapi, kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar, ditulis serangkai. Jumlah kata seperti itu terbatas, hanya ada dua belas kata, yaitu adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun (yang berarti walaupun), sungguhpun, dan walaupun.
Misalnya :
o Meskipun ia sering kejakarta, satu kali pun ia belum
pernah ke Taman Mini Indonesia Indah.
o Bagaimanapun sulitnya, saya harus menempuh ujian
sekali lagi.
o Walaupun tidak mempunyai uang, ia tetap gembira.
g)
Partikel per
yang berarti ‘mulia’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian-bagian
kalimat yang mendampinginya. Misalnya :
·
Harga kain itu
Rp.10.000,00 per meter.
·
Saya diangkat
menjadi pegawai negeri per Oktober 1974.
·
Semua orang yang
diduga mengetahui peristiwa itu dipanggil satu per satu.
h)
Angka dipakai
untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Angka digunakan untuk menyatakan
(a) ukuran panjang, berat, dan isi, (b) satuan waktu, dan (c) nilai uang.
Selain itu, angka lazim juga dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar pada alamat dan dugunakan juga untuk menomori karanagn
atau bagian-bagianya. Misalnya :
Hotel Sahid Jaya, Kamar 125 5 cm
Bab XV, Pasal 26 10 kg
Surah Ali Imran, Ayat 12 15 jam
i)
Penulisan lambing
bilangan dengan huruf dilakukan sebgai berikut.
·
Dua ratus tiga
puluh lima (235)
·
Seratus empat
puluh delapan (148)
·
Tiga dua pertiga
( 3 2/3)
j)
Penulisan kata
bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga cara yang berikut.
·
Abad XX ini
dikenal juga sebagai abad tekhnologi.
·
Abad ke-20 ini
dikenal juga sebagai abad tekhnologi.
·
Abad kedua puluh
ini dikenal juga sebagai abad tekhnologi.
k)
Penulisan kata
bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yabf berikut.
·
Sulatan Trakdir
Alisyahbana adalah pujangga tahun 30-an.
·
Bolehkah saya
menukar uang dengan lembaran 1.000-an?
·
Angkatan Balai
Pustaka sering disebut Angkatan Tahun 20-an.
BAB III
PENUTUP
III.I Simpulan
Bahasa
merupakan suatu alat yang paling utama untuk berkomunikasi antar manusia.
Dengan kata lain, manusia akan sangat tergantung sekali pada suatu bahasa dan
mengingat juga bahwa manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat
hidup tanpa orang lain. Dalam hal ini tentulah antar manusia akan terjadi suatu
interaksi (komunikasi) untuk berbagai tujuan. Bahasa yang digunakan oleh
manusia bukanlah bahasa yang statis, tetapi bahasa yang selalu berkembang
sesuai kebutuhan manusia sebagai penggunanya. Sehingga penggunaan ejaan dalam
melakukan sebuah interaksi sangatlah penting terutama dalam kehidupan kita
sehari-hari.
III.2 Saran
Dengan
penulisan karya ilmiah ini, penulis menyarankan bahwa dalam penggunaan sebuah
bahasa penting adanya karena kita sebagai mahkluk sosial tidak liput dari
sebuah interaksi. Dan dengan penalalaraan ejaan yang telah penulis paparkan,
kita mampu mengidentifikasi sebuah penggunaan ejaan berikut dengan huruf dan
kata yang tepat.
DAFTAR
PUSTAKA
http
://www.bahasaindonesia.com
Casino Slot Machine Rental - Mapyro
BalasHapusCasino Slot Machine 광양 출장샵 Rental, located in Rialto, Rialto, Rialto City, Rialto, Rialto, Rialto, 동두천 출장샵 Rialto City, 밀양 출장마사지 Rialto Casino, Rialto Casino, Rialto Casino, Rialto 의정부 출장샵 Casino, Rialto 서귀포 출장샵