Halaman

Rabu, 13 Juni 2012

EJAAN KATA DALAM ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA



DISUSUN OLEH :

IRWAN FADLI



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS (YAPIM)
TAHUN AKADEMIK 2011/2012


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan  “ejaan kata” dan tidak lupa pula kita kirimkan salam dan taslim kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap ke alam yang terang.
Adapun makalah ini penulis buat dengan pemikiran agar makalah ini dapat bermanfaat  baik bagi dosen maupun mahasiswa yang membacanya. Penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan – kekurangan yang belum kami ketahui tentang pembuatan makalah, maka dari itu bagi si pembaca kami sangat harapkan masukan – masukan dalam pembuatan makalah ini agar kami dapat menyempurnakan makalah yang akan kami buat selanjutnya.
Akhirnya, kepada Allah SWT jugalah kita kembalikan semuanya semoga apa yang kami kerjakan dapat bernilai ibadah disisi-Nya. Amin.



DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.    Tujuan Penulisan.......................................................................... ......... 1
D.    Manfaat Penulisan........................................................................ ......... 2

BAB II Pembahasan.................................................................................... 3
A.    Menjelaskan Pengertian Ejaan............................................................. 3
B.     Menjelaskan Pemakaian Huruf.................................................. ......... 5
C.    Menjelaskan Penulisan Kata....................................................... ......... 10

BAB III Penutup.......................................................................................... 15
A.    Simpulan................................................................................................. 15
B.     Saran....................................................................................................... 15
            Daftar Pustaka  .............................................................................................16                 


  BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang
            Bahasa merupakan suatu alat yang paling utama untuk berkomunikasi antar manusia. Dengan kata lain, manusia akan sangat tergantung sekali pada suatu bahasa dan mengingat juga bahwa manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam hal ini tentulah antar manusia akan terjadi suatu interaksi (komunikasi) untuk berbagai tujuan.
Bahasa yang digunakan oleh manusia bukanlah bahasa yang statis, tetapi bahasa yang selalu berkembang sesuai kebutuhan manusia sebagai penggunanya. Berbagai fenomena yang muncul di dalam kehidupan praktis akan berpengaruh besar terhadap suatu bahasa. Sering kali kaidah-kaidah bahasa yang disepakati mengalami stagnasi menghadapi fenomena penggunaan bahasa pada tataran praktis. Sehingga dalam penggunaan behasa tersebut haruslah memperhatikan ejaan bahasa.

I.2 Rumusan Masalah
            Dalam penulisan makalah ini, rumusan masalah yang hendak di capai yaitu :
1.      Menjelaskan pengertian ejaan?
2.      Menjelaskan pemakaian huruf?
3.      Menjelaskan penulisan kata?

I.3 Tujuan Penulisan
            Dalam penulisan makalah ini, tujuan penulisan yang hendak di capai :
1.      Dapat mengetahui pengertian ejaan.
2.      Dapat memahami pemakaian huruf dengan baik dan benar.
3.      Dapat memahami penulisan kata dengan baik.

I.4 Manfaat Penulisan
1.      Sebagai bahan referensi untuk pengkajian dan penulisan karya ilmiah yang sejalan dengan pembahasan isi makalah ini.
2.      Dengan ditulisnya makalah ini, kita dapat memahami tentang pengertian ejaan suatu bahasa dan mengetahui bentuk pemakaian serta penulisan kata dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN

II.I Ejaan
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangakan bunyi ujara dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Pada tahun 1901 ditetapkan bahasa melayu dengan hurup Latin, yang disebut Ejaan van OPhuijsen. Hal yang menonjol dalam ejaan van Ophuijsen adalah sebagai berikut :
a)      Huruf j dipakai untuk menulis kata-kata jang, Pajah, sajang.
b)      Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
c)      Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Hal-hal yang perlu diketahui sehubung dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :
a)      Huruf eo diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
b)      Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
c)      Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan, kebarat2-an.
d)     Awlan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamarkan dengan imbuhan di-pada ditulis, dikarang.
Ejaan Melindo
Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pada tanggal 16 agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Surat putusan tanggal 12 oktober 1972, No.156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Dan surat putusannya No.0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543/U/1987, tanggal 9 september 1987. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubung dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah sebagai berikut :
1)      Perubahan huruf
Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan dj djalan, djauh j jalan, jauh j palung, laju y paying, layu nj njonja, bunji ny nyonya, bunyi.
2)      Huruf-huruf dibawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsure pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya. f maaf, fakir v valuta, universitas z zeni, lejat.
3)      Huruf-huruf q dan x yang lajim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai.
a : b = p : q Sinar-X.
4)      Penulisan di-atau ke sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu di-atau ke-sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan yang megikutinya.
di- (awalan) di (kata depan) ditulis di kampus dibakar di rumah dilempar di jalan dipikirkan di sini ketua ke kampus kekasih ke luar negeri kehendak ke atas.
5)      Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.
anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat. Ejaan ini berbicara tentang (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsure-unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.
II.2 Pemakaian Huruf
1.      Nama-nama huruf
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa indonesia terdiri atas huruf-huruf yang berikut :
Nama tiap-tiap huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf nama huruf nama
A a a N n en
B b be – bukan bi O o o
C c ce – bukan se P p pe
D d de Q q ki bukan kyu
E e e R r er
F f ef S s es
G g ge bukan ji T t te bukan ti
H h ha U u u
I i i V v fe - bukan fi
J j je W w we
K k ka X x eks – bukan ek
L l el Y y ye – bukan ey
M m em Z z zet
Disamping itu, dalam bahasa Indonesia terdapat pula diftong, yang bisa dieja au, ai, dan oi yang dilafalkan sebagai vocal yang diikuti oleh bunyi konsonan luncuran w atau y. terdapat juga konsonan yang terdiri atas gabungan huruf, seperti kh, ng, ny, dan sy. Dalam hal-hal khusus terdapat juga gabungan huruf nk, misalnya dalam bank dan sanksi, sedangkan pemakaian gabungan huruf dl, dh, gh, dz, th, dan ts, seperti dalam kata hadlir, dharma, maghrib, adzan, bathin, dan hatsil tidak digunakan dalam bahasa Indonesia.
2.      Lafal singkatan dan kata
Semua singkatan atau kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia termasuk singkatan yang berasal dari bahasa asing harus dilafalkan secara lafal Indonesia.
Singkatan/Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
AC [a se] [a ce]
BBC [be be se], [bi bi si] [be be ce]
LNG [el en je] [el en ge]
3.      Persukuan
Persekutuan ini diperlukan, terutama pada saat kita harus mengenal sebuah kata dalam tulisan jika terjadi pergantian baris, Apabila memenggal atau menyekutukan sebuah kata, kita harus membutuhkan tanda hubung (-) di antara suku-suku kata itu tanpa jarak/spasi. Pada pergantian baris, tanda hubung harus dibubuhkan di pinggir ujung baris. Jadi, tanda hubung yang dibubuhkan di bawah ujung baris adalah hal yang keliru. Perlu juga diketahui bahwa suku kata atau imbuhan yang terdiri atas sebuah huruf tidak dipenggal agar tidak terdapat satu huruf pada ujung baris atau pada pangkal baris. Di samping itu, perlu pula diketahui bahwa sebuah persekutuan ditandai oleh sebuah vocal.
a.       Beberapa kaidah persekutuan yang perlu kita perhatikan dengan cermat adalah sebagai berikut :
Penyukuan Dua Vokal yang Berurutan di Tengah Kata
Kalau ditengah kata ada dua vocal yang berurutan, pemisahan tersebut dilakukan di antara kedua vocal itu.
Misalnya :
Kata Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
·         Lain la – in la – in
·         Saat sa – at sa – at
·         Kait kai – t ka – it
b.      Penyukuan Dua Vokal Mengapit Konsonan di Tengah Kata kalu di tengah kata ada konsonan di antara dua vocal, pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu. Kata Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·         seret ser – et se – ret
·         masam mas – am ma – sam
·         sepatu sep – atu se – patu
selain itu, karena ng, ny, sy, dank h melambangkan satu konsonan, gabungan huruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku kata terdapat sebelum atau sesudah pasangan huruf itu.
Misalnya :
Kata Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·         Langit lan - git la – ngit
·         Masyarakat mas – yarakat ma – syarakat
·         Mutakhir mutak – hir muta – khir
c.       Penyukuan Dua Konsonan Berurutan di Tengah Kata
 kalau di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, pemisahan tersebut terdapat di antara kedua konsonan itu.
Misalnya :
Kata Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·         Maksud ma - ksud mak – sud
·         Langsung langs – ung lang – sung
·         Caplok ca – plok cap – lok
d.      Penyukuan Tiga Konsonan atau Lebih di Tengah Kata
Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, pemisahan tersebut dilakukan di antaranya konsonan yang pertama (termasuk ng, ny, sy, dan kh).
Misalnya :
Kata Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·         Abstrak abs – trak ab – strak
·         Konstruksi kons – truksi kon – stuksi
·         Instansi ins – tansi in – stansi
Akan tetapi, untuk kat-kata yang bersal dari dua unsur yang masing-masing mempunyai arti, cara penyukuannya melalui dua tahap. Pertama, kata tersebut dipisahkan unsur- usnsurnya. Kedua, unsurnya yang telah dipisahkan itu dipenggal suku-suku katanya.
Misalnya :
Kilogram - kilo gram – ki-lo-gram
Telegram - tele gram – te-le-gram
Biologi - bio logi – bi-o-lo-gi
e.       Penyukuan Kata Yang Berimbuhan dan Berpartikel
Imbuhan (awalan dan akhiran), termasuk yang mengalami perubahan bentuk, dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam penyukuan kata dipisahkan sebagai kesatuan.
Misalnya :
Kata Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
·         Santapan santa – pan santap – an
·         Mengail meng – ail me – ngail (kt. Dasar kail)
·         Mengakui me – ngakui meng – akui (kt. Dasar aku)
f.       Penyukuan Nama Orang
Yang dibolehkan adalah memisahkan nama orang itu atas unsure nama pertama dan unsur nama kedua dan seterusnya.
Misalnya :
Nama pemisahan yang salah pemisahan yang benar
Yuyun Nailufar Yuyun Nai-lufar Yuyun Nailufar
Isa Ansori Isa An-sori Isa Ansori
II.3 Penulisan Kata
Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkai dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan saja.
Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
di didik dididik
di suruh disuruh
di lebur dilebur
a)      kalau gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata turunannya itu harus dituliskan serangkai.
Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Menghancur leburkan menghancurleburkan
Pemberi tahuan pemberitahuan
Mempertanggung jawabkan mempertanggungjawabkan
b)      kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Kata ulang ,tidak hanya berupa pengulangan kata dasar dan sebagian lagi kata turunan,mungkin pula pengulanagn kata itu sekaligus mendapat awalan dan akhiran. Kemungkinan yang lain, salah satu bagiannya adalah bentuk yang dianggap berasal dari kata dasar yang sama dengan ubahan bunyi. Mungkin pula bagian itu sudah agak jauh berbeda dari bentuk dasar (bentuk asal). Namun, apabila ditinjau dari maknanya, keseluruhan itu menyatakan perulangan.
Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
jalan2 jalan-jalan
di-besar2-kan dibesar-besarkan
me-nulis menulis-nulis
c)      Gabungan kata termasuk yang lazim disebut kata majemuk bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
dayaserap daya serap
tatabahasa tata bahasa
kerjasama kerja sama
gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dituliskan serangkai. Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Mana kala manakala
Sekali gus sekaligus
Bila mana bilamana
Selain itu, kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi,unsur itu harus dituliska serangkai dengan unsur lainnya.
Misalnya :
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
a moral amora
antar warga antarwarga
catur tunggal caturtunggal
d)     Kata ganti ku dan kau – yang ada pertaliannya dengan aku dan engkau – ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kata ganti ku, mu, dan nya – yang ada pertaliannya dengan aku, kamu, dan dia – ditulis serangkai dengan yang mendahuluinya. Misalnya :
·         Pikiranmu dan kata-katamu berguna untuk memajukan negeri ini.
·         Kalau mau, boleh kauambil buku itu.
·         Penemuannya dalam bidang mikrobiologi sangat mengejutkan dunia ilmu dan tekhnologi.
e)      Kata depan, di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali jika berupa gabungan kata yangsudah dianggap padu benar, sepeti kepada dan daripada. Misalnya :
·         Saya pergi kebeberapa daerah untuk mencarinya, tetapi belum berhasil.
·         Ketika truk Belanda sudah bergerak ke timur, gerilyawan yang bersembunyi di bawah kaki bukit lari kea rah Barat.
f)       Partikel pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya karena pun sudah hamper seperti kata lepas.
Misalnya :
·         Ia sudah sering ke desa ini, tetapi sekali pun ia tidak pernah singgah ke rumah saya.
·         Jika saya pergi, dia pun ingin pergi.
·         Dengan devaluasi pun ekonomi Indonesia belum tertolong.
Akan tetapi, kelompok kata yang berikut, yang sudah dianggap padu benar, ditulis serangkai. Jumlah kata seperti itu terbatas, hanya ada dua belas kata, yaitu adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun (yang berarti walaupun), sungguhpun, dan walaupun.
Misalnya :
o   Meskipun ia sering kejakarta, satu kali pun ia belum pernah ke Taman Mini Indonesia Indah.
o   Bagaimanapun sulitnya, saya harus menempuh ujian sekali lagi.
o   Walaupun tidak mempunyai uang, ia tetap gembira.
g)      Partikel per yang berarti ‘mulia’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya. Misalnya :
·         Harga kain itu Rp.10.000,00 per meter.
·         Saya diangkat menjadi pegawai negeri per Oktober 1974.
·         Semua orang yang diduga mengetahui peristiwa itu dipanggil satu per satu.
h)      Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, dan isi, (b) satuan waktu, dan (c) nilai uang. Selain itu, angka lazim juga dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat dan dugunakan juga untuk menomori karanagn atau bagian-bagianya. Misalnya :
Hotel Sahid Jaya, Kamar 125 5 cm
Bab XV, Pasal 26 10 kg
Surah Ali Imran, Ayat 12 15 jam
i)        Penulisan lambing bilangan dengan huruf dilakukan sebgai berikut.
·         Dua ratus tiga puluh lima (235)
·         Seratus empat puluh delapan (148)
·         Tiga dua pertiga ( 3 2/3)
j)        Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga cara yang berikut.
·         Abad XX ini dikenal juga sebagai abad tekhnologi.
·         Abad ke-20 ini dikenal juga sebagai abad tekhnologi.
·         Abad kedua puluh ini dikenal juga sebagai abad tekhnologi.
k)      Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yabf berikut.
·         Sulatan Trakdir Alisyahbana adalah pujangga tahun 30-an.
·         Bolehkah saya menukar uang dengan lembaran 1.000-an?
·         Angkatan Balai Pustaka sering disebut Angkatan Tahun 20-an.







BAB III
PENUTUP

III.I Simpulan
Bahasa merupakan suatu alat yang paling utama untuk berkomunikasi antar manusia. Dengan kata lain, manusia akan sangat tergantung sekali pada suatu bahasa dan mengingat juga bahwa manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam hal ini tentulah antar manusia akan terjadi suatu interaksi (komunikasi) untuk berbagai tujuan. Bahasa yang digunakan oleh manusia bukanlah bahasa yang statis, tetapi bahasa yang selalu berkembang sesuai kebutuhan manusia sebagai penggunanya. Sehingga penggunaan ejaan dalam melakukan sebuah interaksi sangatlah penting terutama dalam kehidupan kita sehari-hari.

III.2 Saran
Dengan penulisan karya ilmiah ini, penulis menyarankan bahwa dalam penggunaan sebuah bahasa penting adanya karena kita sebagai mahkluk sosial tidak liput dari sebuah interaksi. Dan dengan penalalaraan ejaan yang telah penulis paparkan, kita mampu mengidentifikasi sebuah penggunaan ejaan berikut dengan huruf dan kata yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

http ://www.bahasaindonesia.com

1 komentar:

  1. Casino Slot Machine Rental - Mapyro
    Casino Slot Machine 광양 출장샵 Rental, located in Rialto, Rialto, Rialto City, Rialto, Rialto, Rialto, 동두천 출장샵 Rialto City, 밀양 출장마사지 Rialto Casino, Rialto Casino, Rialto Casino, Rialto 의정부 출장샵 Casino, Rialto 서귀포 출장샵

    BalasHapus